Rabu, 09 April 2014

golongan tua dan muda pada kemerdekaan



KEGIATAAAN MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR




NAMA       : NORMA ATIKA
                     SUCI                                   
KELAS/NO: VIII H/21
MAPEL      : IPS (TOKOH2 PROKLAMASI
                     KEMERDEKAAN GOLONGAN
                     TUA DAN MUDA )
                       

Ir.soekarno

ir soekarno
BIODATA
Nama lahir : Koesno Sosrodihardjo
Nama lengkap : Dr. Ir. Soekarno (bacaan: Sukarno)
Nama akrab : Bung Karno / Pak Karno
Agama : Islam
Tempat & Tgl lahir : Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901
Tempat & Tgl meninggal : Jakarta, 21 Juni 1970
Ayah : Raden Soekemi Sosrodihardjo
Ibu : Ida Ayu Nyoman Rai
Istri : - Oetari (1921–1923)
        - Inggit Garnasih (1923–1943)
        - Fatmawati (1943–1956)
        - Hartini (1952–1970)
        - Kartini Manoppo (1959–1968)
        - Ratna Sari Dewi (1962–1970)
        - Haryati (1963–1966)
        - Yurike Sanger (1964–1968)
        - Heldy Djafar (1966–1969)
Anak : - Guntur Soekarnoputra
           - Megawati Soekarnoputri
           - Rachmawati Soekarnoputri
           - Sukmawati Soekarnoputri
           - Guruh Soekarnoputra (dari Fatmawati)
           - Taufan Soekarnoputra
           - Bayu Soekarnoputra (dari Hartini)
           - Totok Suryawan (dari Kartini Manoppo)
           - Kartika Sari Dewi Soekarno (dari Ratna Sari Dewi)
Profesi : Insinyur , Politikus
BIOGRAFI
Ketika dilahirkan,
Soekarno diberikan nama Koesno Sosrodihardjo oleh orangtuanya. Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna. Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".
PENDIDIKAN
  • Pendidikan sekolah dasar di Eerste Inlandse School, Mojokerto
  • Pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto (1911)
  • Hoogere Burger School (HBS) Mojokerto (1911-1915)
  • Technische Hoge School, Bandung (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung) (1920)
PENGHARGAAN
  • Gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri antara lain dari Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Agama Islam Negeri Jakarta, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar University (Mesir).
  • Penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi emas dari Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, atas jasa Soekarno dalam mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari politik apartheid. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria (April 2005).
Peran Ir.Soekarno dalam peristiwa proklamasi :
-Proklamator kemerdekaan Indonesia
-Ketua PPKI
-ketua panitia 9
-yang mengusulkan istilah "pancasila"sebagai dasar negara
-Anggota BPUPKI
-diculik ke rengkasdengklok oleh pemuda pejuang
-perumus teks proklamasi
-bersama m.hatta mentandatangani teks proklamasi
-memproklamasikan kemerdekaan negara indonesia 17-08-1945
-presiden negara indonesia







MOHAMMAD HATTA
http://duakutub.com/wp-content/uploads/2012/09/bunghatta-300x277.jpg
Nama Lengkap : Mohammad Hatta
Alias : Bung Hatta
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Bukittinggi, Sumatera Barat
Tanggal Lahir : Selasa, 12 Agustus 1902
Hobby : Membaca | Menulis
Warga Negara : Indonesia
PENDIDIKAN
  • Nederland Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda (1932)
  • Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School, Batavia (1921)
  • Meer Uirgebreid Lagere School (MULO), Padang (1919)
  • Europeesche Lagere School (ELS), Padang, 1916
  • Sekolah Dasar Melayu Fort de kock, Minangkabau (1913-1916)
KARIR
  • Ketua Panitia Lima (1975)
  • Penasihat Presiden dan Penasehat Komisi IV (1969)
  • Dosen Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta (1954-1959)
  • Dosen Sesko Angkatan darat, Bandung (1951-1961)
  • Wakil Presiden, Perdana menteri, dan Menteri Luar Negeri NKRIS (1949-1950)
  • Ketua delegasi Indonesia Konferensi Meja Bundar, Den Haag (1949)
  • Wakil Presiden, Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan (1948-1949)
  • Wakil Presiden RI pertama (1945)
  • Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia (1945)
  • Wakil Ketua Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (1945)
  • Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (1945)
  • Kepala Kantor Penasehat Bala Tentara Jepang (1942)
  • Ketua Panitia Pendidikan Nasional Indonesia (1934-1935)
  • Wakil Delegasi Indonesia Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, Berlin (1927-1931)
  • Ketua Perhimpunan Indonesia, Belanda (1925-1930)
  • Bendahara Jong Sumatranen Bond, Jakarta (1920-1921)
  • Bendahara Jong Sumatranen Bond, Padang (1916-1919)
  • Partai Nasional Indonesia
Organisasi:
  • Club pendidikan Nasional Indonesia
  • Liga menentang Imperialisme
  • Perhimpunan Hindia
  • Jong Sumatranen Bond
PENGHARGAAN
  • Pahlawan Nasional
  • Bapak koperasi Indonesia
  • Doctor Honoris Causa, Universitas Gadjah Mada, 1965
  • Proklamator Indonesia
  • The Founding Father's of Indonesia 
Peran moh.Hatta dalam peristiwa proklamasi :
·        -Proklamator kemerdekaan Indonesia
·        -wakil Ketua PPKI
·        -wakil ketua panitia 9
·        -yang mengusulkan istilah "pancasila"sebagai dasar negara
·        -Anggota BPUPKI
·        -diculik ke rengkasdengklok oleh pemuda pejuang
·        -perumus teks proklamasi
·        -bersama bung karno mentandatangani teks proklamasi
·        -memproklamasikan kemerdekaan negara indonesia 17-08-1945
·        -Wakil presiden negara indonesia

Sayuti Melik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzQpeteqI5n7ylokIy04DkYxD_wtMxtfd4mdGgs6hyKWKWyIoNCfwzo55P8QT1vanojFveKGOBvIOEJktsCAxRmzIj-MIlxT0d35RhRYg4kP9H9peK7tJsvxmrdTa-TlAZW4MPrAumxTE/s320/c1b52205ce6b95d3679eaec45b617a62.jpg
    Sayuti Melik adalah sosok yang mengetik naskah teks proklamasi tersebut. Tentang siapa sosok Sayuti Melik memang tak banyak informasi yang diperoleh. Dalam buku sejarah pun hanya sebatas menjelaskan bahwa Sayuti Melik lah yang mengetetik naskah teks proklamasi. Ada sedikit informasi tambahan bahwa Sayuti Melik cukup lama menjadi sekertaris pribadi Soekarno.

     Sayuti Melik adalah seorang wartawan dan pejuang nasional. Sebagai pejuang dan sekaligus wartawan,  Sayuti Melik terlibat langsung dalam persiapan priklamasi tersebut. Dia termasuk salah satu dari kelompok lima yakni Soekarno, Mohammad Hatta, Sukarni dan Achmad Subarjo Keterlibatan Sayuti Melik terutama dalam merumuskan point - point penting yang kelak akan menjadi teks proklamasi. Kejadian itu berlangsung dini hari di rumah Maeda, seorang perwira tinggi jepang berpangkat laksamana madya.

sayuti Melik lahir di Dusun Kalidogo, Kelurahan Purwobinangun, Paken, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Ayahnya bernama Dul Maini, seorang kepala kerohanian di sembung kala itu. Dalam perumusan naskah teks proklamasi tersebut menurut beberapa rujukan terjadi perbincangan sengit tenntang siapa yang menandatangani naskah proklamasi tersebut.

Saat itu redaksi naskahnya sendiri telah mendapat persetujuan bulat, terutama pada langkah penentuan nasib bangsa Indonesia selanjutnya itu. Lalu setelah jeda, Sukarni maju ke depan dan menyatakan bahwa uang mentanda tangani naskah proklamasi tersebut tidak perlu semua anggota, melainkan Soekarno dan Mohammad Hatta saja atas nama bangsa Indonesia.

Hadirin menyambut usulan itu dengan tepuk tangan. Tapi sesungguhnya yang mempunyai gagasan untuk mengusulkan hal tersebut tidak lain adalah Sayuti Melik dan diucapkan Sukarni di podium. Kedati Mohammad Hatta yang awalnya mengusulkan agar naskah tersebut ditanda tangani oleh keompok lima kecewa dengan diterimanya usul dari Sukarni tersebut. Tapi sejarah kemudian mencatat bahwa yang menandatangani naskah teks proklamasi pada akhirnya adalah Soekarno dan Beliau sen
Peran sayuti melik dalam peristiwa proklamasi:
- Beliau adalah tokoh yang mengetik naskah teks proklamasi setelah disempurnakan dari naskah tulisan tangan asli.
diri.


Ahmad subardjo
Achmad Subardjo
Nama Lengkap : Achmad Subardjo
Alias : Achmad Soebardjo | Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Karawang, Jawa Barat, Indonesia
Tanggal Lahir : Senin, 23 Maret 1896
BIOGRAFI
Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah Menteri Luar Negeri Pertama Indonesia, ia mempunyai gelar Meester in de Rechten yang diperoleh dari menempuh pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda setelah sebelumnya menempuh pendidikan di Hogere Burger School, Jakarta (saat ini setara dengan Sekolah Menengah Atas). Lahir di Karawang, Jawa Barat pada 23 Maret 1896.
Nama Achmad Soebardjo adalah nama pemberian ibunya setalah sebelumnya ia mempunyai nama Teuku Muhammad Yusuf, pemberian dari ayahnya yang masih mempunyai keturunan bangsawan Aceh dari Pidie, nama belakang Djojoadisoerjo ia tambahkan sendiri saat dewasa.
Dalam usia 82 tahun, di Rumah Sakit Pertamina, Kebayoran Baru, ia mengembuskan napas terakhir dikarenakan flu yang menimbulkan komplikasi. Yang kemudian dimakamkan di Cipayung, Bogor. Pada tahun 2009 pemerintah mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional.

PENDIDIKAN
  • Hogere Burger School, Jakarta 
  • Universitas Leiden, Belanda
PENGHARGAAN
  • Pahlawan Nasional Indonesia
Peran achmad soebardjo dalam peristiwa proklamasi :
·        -Penyumbang pikiran dalam perumusan naskah proklamasi dan tokoh golongan tua yang berhasil menjemput Sukarno-Hatta kembali ke Jakarta
















wikana
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/1/1a/Wikana.jpg/220px-Wikana.jpg
Wikana (lahir di Sumedang, Jawa Barat, 18 Oktober 1914 [1] - meninggal di ?, 1966) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Bersama Chaerul Saleh, Sukarni dan pemuda-pemuda lainnya dari Menteng 31, mereka menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok dengan tujuan agar kedua tokoh ini segera membacakan Proklamasi Kemerdekaan setelah kekalahan Jepang dari Sekutu pada tahun 1945. Wikana termasuk dalam daftar orang yang menghilang dan diduga meninggal dibunuh dalam lembaran hitam tragedi Pembantaian di Indonesia 1965–1966 pasca peristiwa G30S.

Pendidikan

Boleh dibilang Wikana punya otak encer. Sebagai anak priayi, dia punya hak untuk mengenyam pendidikan. Tapi untuk masuk ELS (Europeesch Lagere School), sekolah dasar yang menggunakan bahasa Belanda sebagai pengantar, tidak cukup bermodal anak raden saja. Kemampuan bahasa Belanda dan kepintaran si anak menjadi standar utama. Wikana kecil memenuhi syarat itu dan berhasil lulus dari ELS. Lepas dari ELS Wikana melanjutkan sekolah ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs). Semasa muda itulah Wikana sempat menjadi salah satu dari sekian pemuda satelit Bung Karno di Bandung
Awal perjuangan
Pada masa mudanya ia aktif sebagai Angkatan Baru Indonesia dan Gerakan Rakyat Baru. Semasa zaman kolonial, Wikana menjadi pemimpin PKI bawah tanah di Jawa Barat. Ia juga berkawan dekat dengan Widarta tokoh PKI bawah tanah yang bertanggungjawab di wilayah Jakarta.
Tak hanya sebagai anggota PKI bawah tanah, Wikana juga tercatat pernah aktif sebagai anggota Partai Indonesia (Partindo) yang didirkan oleh Mr Sartono pada 1931 pascapenangkapan Bung Karno. Pada 1938 ketika Barisan Pemuda Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan, dia terpilih sebagai ketuanya yang pertama. Keyakinannya yang anti-kolonialisme mendorong Wikana aktif mengikuti berbagai organisasi politik yang melawan Belanda secara frontal..

Pemberontakan PKI

Beberapa pekan sebelum peristiwa G30S 1965 terjadi, Wikana berserta beberapa elemen PKI lainnya pergi ke Peking untuk menghadiri perayaan hari Nasional Cina 1 Oktober 1965. Tapi sontak terdengar kabar dari tanah air tentang insiden penculikan dan pembunuhan para jenderal. PKI disalahkan. Delegasi terceraiberai. Wikana meminta anggota delegasi lain untuk tetap berada di Peking selagi menunggu kepastian dari berita yang simpang siur. Dia sendiri memilih pulang ke tanah air.

Menghilang

Kurang dari setahun setelah peristiwa G30S, dia ditangkap. Sempat bermalam di Kodam Jaya namun dipulangkan kembali. Tak berapa lama kemudian segerombolan tentara tak dikenal datang ke rumahnya di Jalan Dempo No. 7 A, Matraman, Jakarta Pusat. Mereka membawa Wikana dan sampai hari ini, pemuda garang yang sempat membuat Bung Karno naik pitam itu, tak pernah kembali pulang. Dia hilang tak tentu rimbanya.
Peran :
utusan yang menyampaikan keputusan rapat pemuda kepada Sukarno-Hatta








SUKARNI
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwLvTztMeyHt5clbSVM4F4Md6saqGV9DpSPaaAft6Vpdlh7QuzrPZJlRaNXD8iljDFIcc95OvJj9n_FSGSg7oCPAok3kcyyF_DwZvxO-tID7xxCw9NR1TzcINcohXAi5eFI7JnlPKP1COQ/s200/Sukarni+Kartodiwirjo-+DATA+DIRI+SUKARNI+-+IPS+-+PELAJARAN-+SMP.jpg
Sukarni Kartodiwirjo memang tidak memegang peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan, namun peranannya sangat menentukan. Indonesia mungkin tak akan memproklamasikan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945, jika tidak ada Sukarni. Ia menculik Soekarno – Hatta dan memaksa kedua pemimpin itu menyatakan bahwa Indonesia sudah merdeka.
Saat itu Sukarni yang mewakili generasi muda merasa gerah dengan sikap wait and see yang dipilih Bung Karno dan Bung Hatta menyikapi menyerahnya Jepang terhadap Sekutu. Kelompok anak muda itu kemudian menculik Soekarno – Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Setelah ide memanfaatkan vacuum of power untuk menyatakan kemerdekaan disetujui, maka kedua pemimpin tersebut dibebaskan kembali ke Jakarta untuk memimpin rapat penyusunan teks proklamasi.
Sukarni lahir di Blitar tahun 1916. Ia adalah aktivis militas yang pantang berkompromi. Masa kecilnya diwarnai dengan berbagai perkelahian dengan anak-anak Belanda. Hampir setiap hari, anak pedagang sapi ini menantang berkelahi sinyo-sinyo Belanda. Ketidaksukaannya terhadap penjajah rupanya merupakan pengaruh gurunya, Moh. Anwar.
Pemuda Sukarni sempat menjadi ketua Indonesia Muda cabang Blitar. Pertemuannya dengan Bung Karno saat menempuh pendidikan di kweekschool (sekolah guru) di Jakarta, membuatnya makin tertarik pada dunia politik.
Setelah menculik dan memaksa Soekarno – Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI, Sukarni juga aktif dalam berbagai episode perjuangan. Tokoh revolusioner pemberani ini berperan besar dalam perjalanan parlemen Indonesia. Saat negara masih belia, sehingga belum sempat dilaksanakan Pemilihan Umum, Sukarni mengusulkan agar sebelum terbentuk DPR dan MPR, tugas legislatif dijalankan oleh KNIP. Sukarni pulalah yang memperjuangkan pembentukan Badan Pekerja KNIP sebagai lembaga negara yang mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus pemimpin rakyat. Ia kemudian diangkat menjadi anggota DPRD dan Konstituante.
Namun hubungannya dengan Bung Karno tidak mulus. Melalui Partai Murba, Sukarni menentang kebijakan-kebijakan Soekarno. Sikap itu harus dibayar mahal dengan kebebasannya. Sukarni keluar dari penjara setelah Orde Baru berkuasa.
Ia wafat pada 7 Mei 1971 sewaktu menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung RI.
Peran : membawa Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar